Buku Tamu

=Isikan Buku Tamu Anda=>
SHOUT

Senin, 24 Desember 2012

Kisah seorang Kyai dengan seorang Pendekar



Di suatu daerah kawasan jawa tengah, hiduplah seorang Kyai yang merupakan transmigran dari pulau lain, beliau hidup di sebuah pondok yang notabennya sangat tersembunyi dan sangat terpencil dari kawasan kota tersebut.
Di sana selain menjadi seorang guru ngaji, beliau juga menuntut ilmu di salah satu Universitas yang ternama di kota tersebut, beliau hidup layaknya seperti mahasiswa yang lain dalam lingkungan perkuliahan.
Tapi berbeda halnya jika beliau hidup di likungan pondoknya, bisa di katakan hidup beliau lain dari guru-guru ngaji yang mengajar di pondok tersebut( mungkin karna ingin beda dari yang lain kali ya….hehehe ), keseharian beliau di pondok kurang lebih seperti ini, pagi : sarapan dan bersiap untuk kuliah, sehabis kuliah beliau langsung membuka laptopnya, ( hayo apa yang di kerjakan seorang mahasiswa jika membuka laptop ??? ), mungkin rata-rata jawaban pembaca adalah untuk membuat tugas yang di berikan Dosen kan……….hehe, dan jawaban itu adalah jawaban yang salah, andai pembaca ketahui, beliau membuka laptop hanya untuk bermain game online…….hehe, itulah mengapa saya katakan hidup beliau lain dari guru-guru yang mengajar di pondok tersebut, dan kegiatan main game online itu beliau lakukan selama beliau tidak merasa ngantuk ( kecuali pada saat ngaji tentunya….. hehehhe).
Selain tingkah beliau yang konyol itu, beliau sangat ahli dalam membaca kitab, khususnya pada ilmu Nahwu, sampai-sampai banyak orang yang tidak menduga tentang keahlian beliau itu.
Setelah beliau menginjak semester 3, datanglah seorang pemuda dari kota lain untuk berguru di pondok tersebut, waktu terus berjalan dan akhirnya seorang pemuda tersebut mengenal seorang Kyai yang cukup konyol itu, mereka sering ngobrol bersama (biasa anak pondok), hingga suatu saat seorang Kyai itu mengetahui bahwa seorang pemuda yang baru datang itu adalah seorang pendekar dari kelompok pesilat yang cukup tersohor, awalnya seorang Kyai dan Seorang Pendekar ini kurang erat hubungannya (mungkin karna persaingan kali ya….hehehhe), tapi karna sifat kedewasaan akhirnya seorang Kyai dengan seorang Pendekar itu sepakat untuk membangun pondok yang mereka tempati bersama-sama.
Kyai tersebut menjadi guru ngaji seperti biasanya, dan seorang Pendekar itu mendapat tugas untuk mengamalkan ilmu persilatan yang Ia punya untuk menjaga para santri dari keadaan yang tidak di inginkan, banyak santri yang antusias dengan kegiatan yang baru itu ( persilatan ), dan kekompakan seorang Kyai dan seorang Pendekar ini bertahan hingga waktu yang tidak di ketahui ( hanya Tuhan yang tau kapan kita akan berpisah ).
Dari cerita ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa latar belakang yang berbeda tidak menjadi masalah dalam menjalin kerukunan dan kekompakan, semoga dengan adanya cerita ini, kita dapat selalu bersatu, seperti semboyan Negara kita yaitu “ BHINEKA TUNGGAL IKA” yang artinya walaupun berbeda-beda tapi tetap satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar